Inovasi Baru, Ini Cara Budidaya Ikan dengan Metode Offshore
Jumat, 09 Agustus 2019
4 Perbedaan Ikan Koki Jantan dan Betina,
Apa Pengertian Waring?,
budidaya ikan bawal bintang,
Budidaya Ikan Guppy Menggunakan Ember,
Budidaya Ikan Keramba Di Sungai
Edit

Menjual Waring Sayur Kualitas Terjamin - Lim Corporation
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) merencanakan pembangunan budidaya ikan dengan metode keramba jaring apung (KJA) lepas pantai (Offshore) tahun 2017 di tiga lokasi yakni Karimun Jawa provinsi Jawa Tengah, Pantai selatan Jawa dan Sabang Provinsi Aceh.Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, pembangunan KJA Offshore ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi lahan budidaya laut di Indonesia, dimana diketahui bahwa potensi yang tergarap baru dua persen atau sekitar 281 ribu ha dari total potensi budidaya laut sebesar 12,08 ha.
Baca Juga:
Dijelaskan oleh Slamet, bahwa ada tujuh manfaat pembangunan KJA Offshore, yaitu adalah untuk meningkatkan pemanfaatan lahan, meningkatkan produksi ikan budidaya, diseminasi teknologi budidaya ikan modern lepas pantai kepada masyarakat, memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat melalui segmentasi usaha dalam melakukan penggelondongan benih ikan kakap putih dari ukuran 10 gram menjadi ukuran 100 gram per ekor (siap tebar), pemanfaatan tambak-tambak idle untuk usaha pengglondongan benih, dan penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
KJA Offshore memiliki 8 lubang per-unit dan dapat menghasilkan 568 ton kakap putih ukuran konsumsi. Dimana dibutuhkan benih ikan kakap putih ukuran 100 gr sebanyak 1,2 juta ekor. Untuk memenuhi kebutuhan benih gelondongan sebanyak itu, jika dilakukan di tambak akan diperlukan tambak seluas 290 Ha. “
Dan apabila satu hektar dikelola oleh lima orang, maka penyerapan tenaga kerja yang akan dihasilkan adalah sebanyak 1.450 orang. Efek positif dari pembangunan KJA offshore ini cukup banyak, termasuk meningkatkan perekonomian daerah , dan mendorong terciptanya industri budidaya ikan secara berkelanjutan,” ugkap Slamet sebagaimana disalin dari keterangan resmi, kemarin.
Slamet menambahkan bahwa saat ini sudah mulai proses identifikasi lokasi spesifik, penjajakan proses pengadaan barang dan mekanisme pengelolaan. “Karena ini sistemnya harus melalui mekanisme pengadaan barang/jasa sesuai dengan Peraturan Presiden. Jadi perlu kehati-hatian, agar semua nya dapat berjalan lancar. Kemudian, proses pengiriman serta pemasangan yang memerlukan waktu sekitar 8 bulan, maka harus dimulai pada akhir tahun 2016 ini. Ke depan, untuk operasionalisasi akan dikerjasamakan dengan BUMN yang bergerak dibidang perikanan,” jelas Slamet.
Berdasar data statistik perikanan budidaya, data sementara produksi ikan kakap putih pada tahun 2015 mencapai 5,082 ton. Diharapkan dengan adanya KJA Offshore ini dapat memberikan kontribusi produksi yang cukup signifikan lebih dari tahun-tahun sebelumnya. “Apabila satu unit KJA Offshore dengan delapan lubang dalam satu siklus dapat menghasilkan 568 ton, maka dari tiga unit KJA offshore akan memberikan kontribusi produksi sebesar 1.600 ton. Kita harapkan dengan adanya pembangunan KJA offshore ini, akan mendorong munculnya industri perikanan yang maju dan terintegrasi dengan tetap mengedepankan keberlanjutan dan keberpihakan kepada masyarakat,” tegas Slamet.
Sebelumnya, Slamet mengatakan pengembangan budidaya laut (marikultur) secara offshore merupakan adopsi teknologi marikultur dari Norwegia. Di negara yang terletak di Semenanjung Skandinavia bagian ujung barat tersebut, lanjut Dirjen Slamet, industri marikultur telah beroperasi cukup baik, dengan ditandai oleh pengembangan tambak offshore untuk beberapa komoditas ikan laut, di antaranya ikan salmon. Di Indonesia, tiga unit tambak lepas pantai itu bakal diperuntukkan bagi budidaya ikan kakap putih, bawal bintang, cobia, dan ikan laut lainnya.
Menurut Slamet, budidaya laut sistem offshore ini dilakukan oleh pengusaha-pengusaha besar, yang telah dilengkapi dengan zonasi usaha perikanan budidaya, sehingga tidak akan ada konflik dengan pembudidaya kecil. “Justru harapannya, dengan adanya budidaya laut offshore akan memacu masyarakat misalnya untuk usaha pendederan, usaha pembenihan kakap juga akan berkembang. Pengusaha offshore akan butuh pemeliharaan benih penggelondongan yang ditebar dengan ukuran sekitar 2 ons per ekor. Untuk memelihara benih dari ukuran juvenil sampai 2 ons itu nanti diperlukan banyak pendeder,” ungkapnya.
Meski demikian, KKP saat ini masih dalam proses finalisasi regulasi terkait budidaya laut lepas pantai tersebut. “Regulasi budidaya secara offshore sedang kita susun berdasarkan zonasi. Kita akan sinkronkan dengan kementerian lain seperti Kementerian Perhubungan. Yang pasti dengan zonasi itu budidaya secara offshore tidak akan bertabrakan dengan pihak lain,” lanjut Slamet.
* Info mengenai harga Waring Sayur silakan klik http://bit.ly/hargawaringsayur
Bila Anda membutuhkan dan ingin memesan Waring Sayur atau Plastik Pertanian & Perkebunan untuk penanganan pasca panen tanaman atau untuk yang lainnya dengan harga yang lebih terjangkau dan untuk pemesanan Anda bisa menghubungi kami melalui SMS/CALL/WA pada hari dan jam kerja (Minggu dan Hari Besar TUTUP)
Customer Service:
Telp: 031- 8830487 (Jam Kerja 08.00 - 16.00 WIB)
Mobile: 0877 0282 1277 / 0812 3258 4950 / 0852 3392 5564
Email: limcorporation2009@gmail.com
Atau chat langsung dengan admin klik salah satu tautan berikut:
Catatan :
– Minimal order 5 Ball
– 1 Ball = 1.000 lembar
– Harga netto ( tidak termasuk PPN )
– Harga franco Surabaya, belum Termasuk ongkos kirim ke kota tujuan
– Harga tidak mengikat, bisa berubah Setiap waktu
0 Response to "Inovasi Baru, Ini Cara Budidaya Ikan dengan Metode Offshore"
Posting Komentar