HUBUNGI KAMI

PABRIK & DISTRIBUTOR WARING SAYUR & WARING IKAN
Menyediakan: waring sayur, karung waring, karung jaring, waring merah, waring kuning, waring ikan, waring pagar, waring hitam, waring keramba, dll.

Hubungi Kami
• SMS/WA/Call: 0852.3392.5564 | 0877.0282.1277 | 08123.258.4950
• Phone: 031- 8830487
• Email: limcorporation2009@gmail.com

Mengupas Tuntas Soal Tumbuhan Ubi Kayu, Alias Singkong

Jual Waring Sayur Harga Terjangkau - Lim Corporation

Surat Edaran No 10 Tahun 2014 yang berisi bahwa semua instansi pemerintahan menyediakan makanan lokal, seperti singkong. Menurut Yuddy, selain untuk menghargai petani mengajak masyarakat untuk bercocok-tanam, memakan singkong juga tak berpotensi besar menimbulkan penyakit. Kebijakan ini mulai berlaku 1 Desember 2014.

Singkong (Manihot Utilisima), disebut juga ubi kayu atau ketela,yang berasal dari Amerika Selatan, singkong tumbuh liar di hutan . Bangsa Portugis menyebarkan tanaman ini ke seluruh dunia. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, awal singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh Portugis lalu ke Maluku hingga abad ke-16. Tanaman ini bisa dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu ini sering disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.

Butuh waktu lama untuk menyebarkan singkong ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong pertama kali diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. “Seorang bupati harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tak akan mempercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.

Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam De zoete cassave (Jatropha Janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa tapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong memiliki arti yang relatif besar dalam susunan makanan penduduk” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen.


hingga tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Permulaan abad ke-20, konsumsinya semakin meningkat serta budidayanya yang semakin meluas. Rakyat pun diminta unruk memperluas budidaya singkong mereka.

Peningkatan budidaya singkong seiring dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Bahkan produksi padi masih tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V.

Terkait pertumbuhan penduduk ini kemudian muncul istilah “anak singkong,” yaitu anak yang lahir karena suburnya sang orangtua, yang membuat anak tanpa mengikuti program keluarga berencana. Ini mengacu kepada mudahnya menanam singkong.

Selain itu, istilah “anak singkong” dipakai untuk anak-anak bumiputera sebagai lawan “anak keju” atau anak-anak Belanda. Istilah “anak singkong” juga digunakan untuk anak yang tumbuh dengan alam.


Namun, menurut Marwati dan Nugroho, mereka memandang singkong relatif rendah dari pada padi yang tergolong makanan pokok, singkong memiliki reputasi buruk di kalangan pakar ekonomi pertanian. Kandungan proteinnya relatif rendah daripada padi, umumnya dipandang sebagai tanda kemiskinan. maka peralihan ke singkong menjadi bukti bagi dinamika pertanian tanaman pangan Pulau Jawa pada masa akhir kolonial.

Anjuran pemerintah agar para pejabat memakan singkong semoga dapat mengubah paradigma makan singkong. siapa tau jika dimulai dari para pejabat, kedudukan singkong akan lebih bermartabat.

*Info mengenai harga Waring Sayur silakan klik http://bit.ly/hargawaringsayur

Bila Anda membutuhkan dan ingin memesan Waring Sayur atau Plastik Pertanian & Perkebunan untuk penanganan pasca panen tanaman atau untuk yang lainnya dengan harga yang lebih terjangkau dan untuk pemesanan Anda bisa menghubungi kami melalui SMS/CALL/WA pada hari dan jam kerja (Minggu dan Hari Besar TUTUP)

Customer Service:
Telp: 031- 8830487 (Jam Kerja 08.00 - 16.00 WIB)
Mobile: 0877 0282 1277 / 0812 3258 4950 / 0852 3392 5564
Atau chat langsung dengan admin klik salah satu tautan berikut:

Catatan :
– Minimal order 5 Ball
– 1 Ball = 1.000 lembar
– Harga netto ( tidak termasuk PPN )
– Harga franco Surabaya, belum Termasuk ongkos kirim ke kota tujuan
– Harga tidak mengikat, bisa berubah Setiap waktu

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengupas Tuntas Soal Tumbuhan Ubi Kayu, Alias Singkong"

Posting Komentar